Omzet Pedagang IRTI Monas Menurun
Puluhan pedagang Ikatan Restoran dan Taman Indonesia (IRTI) Monumen Nasional (Monas) di Gambir, Jakarta Pusat, mengeluhkan pembatasan jam kunjungan yang mulai efektif diterapkan Unit Pengelola (UP) Monas sejak Senin (15/9) lalu. Pasalnya, omzet dagangan mereka merosot tajam hingga 65 persen.
Kalau setiap hari seperti ini ya bisa rugi. Apalagi hari Senin Monas bukanya cuma sampai jam 10.00
Rohadi, seorang pedagang IRTI Monas mengaku, omzet daganganya merosot pasca pemberlakuan jam kunjungan ke Taman Monas dari pukul 04.00 hingga pukul 20.00. Apalagi di hari Senin, dimana jam kunjungan hanya sampai pukul 10.00.
"Sejak jam kunjungan dibatasi, pengunjung berkurang, karena Monas jam 20.00 sudah ditutup. Imbasnya ya dagangan kita juga sepi pembeli," kata Rohadi, Jumat (19/9).
Jajanan PKL Monas Mengandung Bahan BerbahayaRohadi yang berjualan pakaian ini menuturkan, sebelum ada pembatasan jam kunjungan, rata-rata setiap hari dirinya bisa membawa pulang uang hingga Rp 1,2 juta. Namun sejak ada pembatasan, rata-rata omz
et dagangannya Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu."Kalau setiap hari seperti ini ya bisa rugi. Apalagi hari Senin Monas bukanya cuma sampai jam 10.00," ujar Rohadi.
Pantauan beritajakarta.com, puluhan pedagang yang rata-rata berjualan mie ayam, ketoprak, soto ayam, pakaian dan cinderamata tampak sepi pembeli. Pengunjung yang datang pun sedikit.
Kepala UP Monas, Rini Hariani mengatakan, pembatasan itu dilakukan menyusul maraknya pedagang kaki lima (PKL) liar masuk ke dalam kawasan seluas 82 hektare tersebut khususnya di malam hari.
"Selasa sampai Minggu, kita buka jam 04.00 hingga jam 20.00. Di hari Senin, kita buka hanya sampai jam 10.00 pagi," kata Rini.
Di sisi lain, Rini menjelaskan, penerapan aturan ini untuk menjaga kelestarian kawasan Monas yang dari aksi kriminalitas. "Kok jadi pedagang yang mau mengatur saya. Ikuti saja peraturan, ini juga dilakukan untuk membuat Monas menjadi lebih tertata," tandasnya.